Republik Infotainment Melaui Televisi
Ulama NU mengambil sikap tegas. Infotainment difatwa haram, karena tayangan tersebut digolongkan ghibah, bergunjing, khususnya mempergunjingkan rumah tangga orang lain. Infotainment dipandang lebih banyak mudarat ketimbang manfaat. Padahal, berdasarkan tolak ukur rating, acara infotainment merupakan andalan televisi yang menyedot banyak jumlah penonton. Seolah tak mau repot, ada pengelola televisi mengambil jalan pintas, dengan memproduksi sendiri (in house) infotainment. Dengan begitu, pasokan acara akan tersedia bila production house karena alasan tertentu tak bisa memproduksi infotainment. Soal legitimasi menjadi jelas ketika organisasi wartawan PWI mengakui keberadaan awak pekerja infotainment dan bisa menjadi anggotanya. (Sumber : Teguh Imawan, 7 Februari 2008)
Analisa :
Dari sumber diatas, dapat disimpulkan bahwa wacana tersebut termasuk dalam komunikasi. Karena narasumber menyalurkan informasi tersebut melalui sebuah perantara yaitu media cetak. Akan tetapi, komunikasi tersebut merupakan komunikasi secara tidak langsung karena komunikasi dalam bacaan diatas melalui media atau perantara. Jadi, komunikasi dalam organisasi sangat penting karena dengan adanya komunikasi maka seseorang dapat berhubungan dengan orang lain dan saling bertukar pikiran yang dapat menambah wawasan seseorang dalam bekerja atau menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu, dalam komunikasi harus mencakup 3 hal penting agar komunikasi berhasil dengan baik:
1. Harus ada si pembawa berita atau biasa disebut komunikator (sender).
2. Harus ada si penerima berita atau biasa disebut komunikan (receiver).
3. Berita atau informasi yang akan disampaikan.
Dalam suatu organisasi komunikasi dilakukan untuk menyampaikan berita, perintah, pemberitahuan, ataupun untuk menanggapi suatu masalah. Dengan demikian keluhan, masalah maupun informasi yang diperlukan bisa diselesaikan dengan baik. Adapun agar komunikasi yang dilakukan antar 2 orang atua lebih bisa berhasil baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Jelas yaitu dinyatakan kedalam bahasa yang dimengerti oleh sipenerima berita.
2. Tepat dalam hal orang yang dituju untuk diberi berita atau informasi yang perlu disampaikan.
3. Sasaran tujuan pemberian berita atau informasi sebaiknya sesuai dngan yang diharapkan si pengirim.
Biasanya seseorang yang melakukan komunikasi dengan seseorang mempunyai tujuan yang berbeda-beda tergantung pada maksud pribadi seseorang. Seseorang yang melakukan komunikasi dengan orang lain bisa bertujuan untuk memberikan informasi kepada orang yang menerima berita tersebut. Komunikasi yang efektif adalah komunikasi secara langsung tanpa melalui perantara apapun. Selain itu, komunikasi secara langsung atau dapat dikatakan sebagai komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dilakukan dalam menyampaikan berita, laporan maupun perintah antara si pengirim berita kepada si penerima berita dilakukan secara langsung atau dengan tatap muka, sehingga si penerima berita melakukan respon umpan balik yang terjadi juga diterima oleh si pengirim berita juga secara langsung (pada saat itu juga).
Menurut analisa saya, komunikasi melaui media itu kurang efektif. Contohnya seperti pada wacana diatas, wacana tersebut sangat tidak efektif karena melalui perantara yaitu media cetak. Walaupun termasuk kedalam komunikasi tetapi termasuk komunikasi secara tidak langsung yaitu melaui sebuah media perantara, baik itu cetak ataupun elektronik. Selain itu banyak memiliki dampak-dampak yang buruk. Selain itu, contoh komunikasi diatas dikatakan sebagai komunikasi tidak langsung atau tidak efektif karena komunikasi yang terjadi jika dalam menyampaikna berita tidak dilakukan secara langsung, hanya melaui orang lain ataupun secar tertulis. Komunikasi ini juga mengakibatkan umpan balik yang terjadi dapat tertunda.
Dalam komunikasi dapat menimbulkan beberapa dampak yang dapat terjadi apabila melakukan komunikasi melalui media elektronik. Diantaranya ada beberapa dampak negatif serta positif dari komunikasi melalui media elektronik ataupun secara tidak langsung. Ada beberapa dampak positif dari komunikasi melalui media elektronik, diantaranya dapat menjadi sarana dakwah yang luar biasa, sesuai dengan teori komunikasi yang menyatakan bahwa media audio-visual memiliki pengaruh yang tertinggi dalam membentuk kepribadian seseorang maupun masyarakat, asal dikemas dan dirancang agar sesuai dengan nilai-nilai yang Islami. Selain itu, melaui media elektronik kita juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan yang lebih banyak melalui internet. Serta juga dapat menjalin hubungan jarak jauh ataupun dengan seseorang yang tidak pernah bertatap muka melalui handphone ataupun facebook, dan blog. Masih banyak dampak positif yang ditimbulkan oleh komunikasi melalui media elektronik. Selain itu, juga terdapat beberapa dampak negatif yang ditimbulkan, diantaranya terjadinya perubahan penjadwalan kegiatan sehari-hari dalam keluarga muslim dan muslimah. Sebagai contoh adalah, waktu selepas maghrib yang biasanya digunakan anak-anak muslim/ah untuk mengaji dan belajar agama berubah dengan menonton acara-acara yang kebanyakan tidak bermanfaat atau bahkan merusak. Sementara bagi para remaja dan orangtua, selepas bekerja atau sekolah dibandingkan datang ke pengajian dan majlis-majlis taklim atau membaca buku, kebanyakan lebih senang menghabiskan waktunya dengan menonton TV. Berbicara mengenai isi yang ditampilkan oleh media massa diantaranya adalah mengenai penokohan/orang-orang yang diidolakan. Media massa yang ada tidak berusaha untuk ikut mendidik bangsa dan masyarakat dengan menokohkan para ulama ataupun ilmuwan serta orang-orang yang dapat mendorong bagi terbangunnya bangsa agar dapat mencapai kemajuan (baik IMTAK maupun IPTEK), sebaliknya justru tokoh yang terus-menerus diekspos dan ditampilkan adalah para selebriti yang menjalankan gaya hidup borjuis, menghambur-hamburkan uang jauh dari memiliki IPTEK apalagi dari nilai-nilai agama. Selain itu, televisi juga memiliki sinar biru. Sinar biru tak membuat mata mengedip secara otomatis. Dan, sinar biru langsung masuk ke retina tanpa filter, sehingga berpotensi memicu terbentuknya radikal bebas dan melukai fotokimia pada retina mata anak. Selain itu, juga dapat menimbulkan salah paham antara satu pihak dengan pihak yang lain, karena komunikasi melalui media apapun termasuk elektronik dapat terjadi kesalahpahaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar