Kementerian Kesehatan RI akan kembali melakukan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010. Dalam riset kali ini akan diutamakan riset biomedis 2 penyakit menular malaria dan tuberculosis (TBC).
Hasil riset tersebut akan dilaporkan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di New York, 20-22 September 2010. Dalam KTT tersebut, sekitar 189 kepala negara akan mengevaluasi kemajuan yang telah dicapai dari tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Evaluasi didasarkan apda data yang tersedia sejak 1990 hingga sekarang.
"Tujuan riset ini adalah melengkapi data yang belum tersedia pada tahun 2010, sehingga lebih sederhana dibandingkan Riskesdas 2007," kata Dr dr Trihono Msc, Kapuslit Biomedis dan Farmasi Kementerian Kesehatan, dalam jumpa pers di kantor Kemenkes, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Jumat (7/5/2010).
Jika keterwakilan Riskesdas 2007 menjangkau tingkat nasional hingga kabupaten, tahun ini hanya sampai tingkat provinsi.
Jumlah sampel rumah tangga yang dilibatkan pada riset ini hanya 70 ribu, sementara pada 2007 mencapai 280 ribu. Jumlah blok sampel juga turun dari 1.800 pada 2007 menjadi 2.800 pada 2010.
Data dikumpulkan melalui wawancara, pengukuran dan pemeriksaan laboratorium. Cakupannya lebih sedikit, difokuskan pada indikator-indikator yang berhubungan dengan 8 tujuan MDG.
Riset biomedis hanya mengamati 2 jenis penyakit menular, yakni malaria dan tuberculosis (TB). Data dikumpulkan melalui pemeriksaan berat badan, darah serta dahak.
HIV/AIDS hanya diamati di tingkat individu, melalui wawancara. Tidak ada pemeriksaan biomedis, karena hanya mengamati pengetahuan, sikap dan perilaku responden.
Riset akan dimulai dengan pencetakan kuisioner pada bulan April, dan ditargetkan selesai pada Agustus 2010. Untuk riset tersebut, Kemenkes RI menganggarkan dana sekitar Rp 152 miliar.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar