Imbauan dari pakar jika ingin naik permainan roller coaster sebaiknya wajah menghadap ke depan agar tidak mengalami trauma pada salah satu telinga. Naik roller coaster juga harus dalam kondisi sehat.
Saran ini penting karena kecepatan yang terlalu tinggi pada permainan roller coaster ternyata bisa memicu trauma pada gendang telinga. Dampak paling buruk yang bisa ditimbulkan adalah kehilangan pendengaran untuk sesaat.
Dikutip dari BBCNews, Minggu (2/5/2010), tim dokter dari Detroit AS melaporkan kasus semacam ini pada seorang pria berusia 24 tahun. Kasus ini disebut Barotrauma, sebuah trauma yang juga sering terjadi pada penyelaman dengan scuba maupun transportasi udara.
Pria tersebut mengaku sedang menoleh ke kiri untuk berbicara dengan pacarnya, saat roller coaster yang dinaikinya mencapai kecepatan maksimal yakni 120 mil/jam hanya dalam waktu 4 detik. Dua hari kemudian ia merasakan nyeri pada telinga kanan.
Dokter yang memeriksa pria itu mendapati telinga sebelah kiri dalam kondisi normal. Sedangkan telinga kanan mengalami pembengkakkan dan pada gendang telinganya tampak ada peradangan.
Tim dokter dari Henry Ford Hospital meyakini, penyebabnya adalah perubahan tekanan yang terlalu cepat pada rongga telinga bagian tengah. Diperkirakan tekanan yang terjadi pada telinga pria itu saat roller coaster melaju mencapai 0,6 psi dan merusak gendang telinga.
Karena terjadi begitu cepat, perubahan tekanan itu tidak bisa diantisipasi dengan menguap maupun mengunyah permen karet seperti saat naik pesawat.
Risikonya pun semakin besar ketika pengelola tempat hiburan berlomba-lomba merancang roller coaster dengan kecepatan maupun ketinggian yang semakin ekstrem.
Orang yang mengalami Barotrauma akan merasakan pusing, nyeri serta sensasi 'pop' (bunyi letupan) di dalam rongga telinga. Menurut tim dokter, risiko paling buruk yang bisa ditimbulkan adalah kehilangan pendengaran untuk sesaat.
Menghadap ke depan
Tim yang akan mempresentasikan temuan itu dalam pertemuan tahunan Triological Society di Las Vegas membantah adanya anjuran untuk tidak naik roller coaster.
Namun peneliti menyarankan agar penumpang tetap menghadap ke depan, agar tidak mengalami trauma pada salah satu telinga.
"Sebenarnya kasus semacam ini jarang terjadi. Pria itu kebetulan menoleh pada saat yang sangat tepat untuk mendapat tekanan maksimal pada gendang telinganya," ungkap Dr Kathleen Yaremchuk, salah satu anggota tim.
Pendapat ini didukung oleh ilmuwan lain. Alan Johnson dari ENT UK (Asosiasi Otorhinolaringologis se-Inggris) sepakat bahwa temuan ini tidak perlu memicu kekhawatiran yang berlebih terhadap permainan roller coaster.
"Umumnya, ketinggian roller coaster hanya beberapa ratus kaki. Variasi tekanan tidak akan sebesar itu. Tapi memang perlu diwaspadai, terutama pada seseorang yang sedang tidak sehat," ungkapnya.
Kondisi pria yang mengalami barotrauma itu sendiri dilaporkan membaik dalam beberapa hari kemudian. Tetapi tidak diketahui apakah ia masih berani berbicara pada pacarnya di atas roller coaster.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar